LATAR
BELAKANG
Usia
awal sekolah sekitar 6-8 tahun, dimana anak duduk di kelas 1,2 dan 3 SD
menunjukan beberapa ciri perkembangan penting. Pada kelas-kelas awal SD aspek
perkembangan yang menonjol berkenaan dengan harapan-harapan sosial anak
memasuki sekolah. Perkembangan intelektual anak pada usia ini beralih dari
intelegensi sensori motor ke intelegensi konseptual.
Perkembangan
fisik dan kemampuan motorik pada anak di kelas-kelas awal memerlukan perhatian
khusus. Sebab pada usia prasekolah, hampir seluruh aktivitas anak di dalam
rumah, di lingkungan sekitar maupun di TK dihabiskan melalui aktivitas bermain.
Itu berarti hampir seluruh aktivitas dicurahkan untuk memberi kesempatan kepada
pengembangan kematangan fisik dan kemampuan motorik. Sementara memasuki
kelas-kelas awal SD, yaitu kelas 1,2 dan 3, sebagian aktivitas bermain anak
mulai diganti dengan aktivitas formal, yaitu aktivitas belajar yang ditunjukan
untuk pengembangan aspek intelektual, kesadaran moral dan sikap sosial.
Keseluruhan
aktivitas pendidikan, bimbingan dan pengembangan disipiln di kelas-kelas awal
SD seyogyanya diarahkan kepada pengembangan moralitas konven-sional pada anak.
Upaya-upaya pengembangan disipin anak usia kelas awal, seperti disipilin
sekolah, disipilin belajar dalam kelas, disiplin di perpustakaan, disiplin
bermain di sekolah, disiplin belajar dan bermain di rumah, disiplin belajar dan
bermain dengan teman sebaya, merupakan bagian dari strategi pengembangan
moralitas konven-sional pada anak.
Tujuannya
ialah agar anak dapat menunjukan perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan dan
norma-norma sosial yang berlaku di lingkungannnya. Kepatuhan untuk menjalankan
aturan-aturan itu bukan karena hukuman fisik, tetapi agar terhindar dari
kecaman dan ketidaksetujuan sosial. Karena itu strategi pengembangan disiplin
diarahkan kepada proses belajar mengenal aturan-aturan dan kepatuhan untuk
menjalankan aturan itu secara konsisten. Konsistensi guru dan para pembimbing
untuk menjalankan aturan, serta pengawasan yang kontinyu terhadap perilaku
disiplin anak dalam pembentukan disiplin; pada gilirannya hal ini akan bermuara
pada peningkatan kesadaran dan perilaku moral anak.
TUJUAN
Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-8 tahun.
2.1 PERKEMBANGAN BAHASA
1. Indikator
Perkembangan Bahasa
Kita dapat memahami perkembangan bahasa itu
dengan mengidentifikasikan beberapa indikatornya, antara lain : jumlah
perbendaharaan kata, jenis, struktur, dan bentuk kalimat, isi yang
dikandungnya; gambar atau lukisan, bentuk gerakan-gerakan tertentu yang
bersifat ekspresif. Dengan menggunakan berbagai indikator tersebut maka
dapatlah dideskripsikan perkembangan bahasa pada manusia itu, sebagai
berikut :
·
Pada masa kanak-kanak, individu sudah
mengenal dan menguasai sejumlah perbendaharaan kata. Usia sekitar 3-4 tahun
perbendaharaannya sekitar 300 dan pada usia sekitar 6-7 tahun mencapai 2.500
kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah tersebut. (Lefrancois, 1975:186; Crow
and Crow, 1956:65)
·
Pada masa anak sekolah, dengan dikuasainya
ketrampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, maka pada periode 6-8
tahun ia dengan senang hati sekali membaca atau mendengar dongeng fantasi; usia
10-12 gemar cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para
pahlawan, dan sebagainya).
2.2 PERKEMBANGAN MOTORIK
a). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan
tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek
dengan gambar
b). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang
spiritual
- Kadang Malu atau sedih
c). Anak Usia 8 – 9 Tahun
- Kecepatan dan kehalusan
aktivitas motorik meningkat
- Mampu menggunakan peralatan
rumah tangga
- Keterampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
2.3 PERKEMBANGAN
SOSIAL EMOSI
Di
tahap ketiga, anak akan belajar menghadapi emosi ketika maksudnya diterima atau
ditolak (learning initiative vs guilt).
Usia
3-6 tahun, merupakan masa bermain untuk anak. Saat ia bermain, secara naluri
kadang anak berinisiatif untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Di saat
ia berinisiatif inilah, ia akan belajar apakah lingkungan akan menanggapinya
dengan baik, atau malah mengabaikan.
Jika
sambutan baik yang ia terima, maka anak akan belajar 3 hal, yaitu:
· Mampu
berimajinasi, mengembangkan ketrampilan melalui bermain aktif, termasuk
berfantasi.
· Mampu
bekerjasama bersama teman.
· Mampu
menjadi “pemimpin” dalam permainan, seperti ia menjadi “pengikut” permainan.
Sebaliknya,
ketika inisiatifnya selalu ditolak, maka anak akan selalu merasa takut, sangat
bergantung pada kelompok, dan tidak berani untuk mengembangkan pikirannya.
3.1 KESIMPULAN
Usia
6-8 tahun merupakan perkembangan yang penting. perkembangan pada usia ini harus
diperhatikan secara khusus. Tujuannya ialah agar anak dapat menunjukan perilaku
yang sesuai dengan aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di
lingkungannnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar