Disiplin
merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang
sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Kedisiplinan ini diajarkan oleh
orang tua sejak dini, hal ini dimaksudkan agar anak terbiasa dengan hidup
teratur karena hal ini juga akan berdampak positif bagi kehidupan dimasa yang
akan datang. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang
bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan
tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk
meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji,2002). Menurut Deny (2011:3)
kedisiplinan dalam arti luas adalah cermin dari kehidupan masyarakat bangsa dan
bernegara. Maknanya, dari gambaran tingkat kedisiplinan suatu bangsa dapat
dibayangkan seberapa tingkatan tinggi rendahnya budaya bangsa yang dimilikinya.
Fakta
yang ditemukan dilapangan adalah tingkat kedisiplinan siswa disekolah masih
kurang memuaskan. Ditandai dengan masih ada siswa yang tidak disiplin. Hal ini
dapat di lihat dari perilaku siswa antara lain rendahnya kualitas karakter
kedisiplinan seperti adanya pelanggaran tata tertib sekolah seperti belum
menyelesaikan tugas PR dengan tepat waktu, terlambat datang kesekolah,
berpakaian dan memakai atribut yang tidak dianjurkan misalnya memakai sepatu
selain warna hitam, mengeluarkan baju seragam dan masih banyak lagi.
Dari
permasalahan yang terjadi dilapangan dapat disimpulkan solusi yang paling tepat
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan Bimbingan Pribadi
sosial. Menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005 : 11) merumuskan
bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan
masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien, sehingga
individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam
menangani masalah-masalah dirinnya. Bimbingan pribadi-sosial juga sebagai
upaya pengembangan kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi
masalah-masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan lingkungan interaksi
pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap
positif, serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi-sosial. Berdasarkan
berbagai pengertian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan bimbingan
pribadi-sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi
maupun sosial, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di
lingkungannya. Bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan
lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem
pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta kemampuan-kemampuan pribadi
sosial yang tepat.
a.
Bimbingan
Pribadi Sosial
· Menurut Dewa Ketut
Sukardi (1993: 11) mengungkapkan bahwa
bimbingan pribadi-sosial merupakan usaha bimbingan, dalam menghadapi dan
memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik
dan pergaulan.
· menurut pendapat Abu
Ahmadi (1991: 109)Bimbingan pribadi-sosial adalah,
seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik agar dapat mengahadapi sendiri
masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya, mengadakan penyesuaian
pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih jenis-jenis kegiatan
sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta berdaya upaya sendiri
dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan sosial yang dialaminya.
· Syamsu
Yusuf (2005: 11)
yang mengungkapkan bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan untuk
membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan pribadi-sosial merupakan suatu
bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individu atau kelompok, dalam
membantu individu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial,
seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan.
b.
Program
Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk meningkatkan kedisiplinan siswa
1. Bimbingan Klasikal
Program yang dirancang
menuntut guru BK/konselor untuk melakukan kontak langsung dengan siswa di kelas.
Secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa.
Kegiatan bimbingan klasikal dapat berupa diskusi kelas atau brain storming
(curah pendapat).
2. Pelayanan Orientasi
Pelayanan orientasi
merupakan kegiatan yang memungkinkan siswa dapat memahami dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru, terutama dengan lingkungan sekolah. Pelayanan orientasi
di sekolah biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran baru. Dalam
layanan orientasi ini siswa baru diperkenalkan tata tertib sekolah dengan
tujuan agar tingkat pelanggaran disekolah menurun sehingga dapat meningkatkan
kedisiplinan siswa disekolah.
3. Pelayanan Informasi
Layanan pemberian
informasi tentang Tata tertib sekolah dimaksudkan agar siswa memahami apa saja
yang boleh dilakukan dan dilarang untuk dilakukan disekolah sesuai dengan tata
tertib yang ada.
4. Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan yang
diberikan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d 10 orang).
Bimbingan kelompok ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat siswa. Topik
yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok adalah masalah-masalah yang
bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia.
5. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
Konselor berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi
tentang konseli, memecahkan masalah konseli, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang perlu dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar