Stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan
adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau membuat aktif
organisme. Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya. Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya
system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi
disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau
interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena
peristiwa itu sendiri. Sumber stress itu sendiri antara lain:
1.
Tekanan
Kita dapat mengalami tekanan dari
dalam maupun luar, ataupun keduanya. Ambisi personal bersumber dari dalam, tapi
kadang dikuatkan oleh harapan-harapan dari pihak diluar diri.
2. Konflik
Konflik terjadi ketika kita berada
dibawah tekanan untuk berespon simultan terhadap dua atau lebih kekuatan yang
berlawanan. Ambisi personal bersumber dari dalam, tapi kadang dikuatkan oleh
harapan-harapan dari pihak diluar diri.
3. Frustasi
Frustasi terjadi ketika motif atau
tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya, Bila kita sudah berjuang
keras kemudian gagal, kita mengalami frustasi. Bila kita dalam keadaan terdesak
dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misalnya jalan
macet) kita juga dapat merasa frustasi. dan juga Bila kita sangat memerlukan
sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat
diperoleh, kita juga mengalami frustasi.
Penyebab
stress yang bisa dikarenakan juga dari kejadian dalam kehidupan sehari-hari
yang bisa merupakan perasaan sedih atau kehilangan, status sosial ekonomi,
masalah dalam hubungan interpersonal, atau kehidupan rumah tangga, pekerjaan,
sekolah, dan masih banyak lainnya.
Stress
juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan kita, salah satunya adalah terkena
penyakit diabetes, karena orang yang sedang stress sering kali memilih untuk
mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Selain itu juga dapat menyebabkan detak
jantung bekerja lebih cepat sehingga meningkatkan tekanan darah, dan bisa juga
berdampak kepada sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal (pergerakan) seperti
penyakit nyeri punggung, sakit kepala. ketegangan otot, dan lain-lainnya.
Sedangkan
dampak secara psikologis yang akan dialami seseorang ketika mengalami stress
adalah ketegangan, kecemasan, kejenuhan, lebih sensitive, dan lebih mudah
merasa marah. Dampak negatif yang ditimbulkan stress tentu akan sangat
mempengaruhi kehidupan secara sehari-hari, ditambah lagi dampak yang akan dialami
dalam pekerjaan.
Ketika kita mengalami stress banyak
dampak yang akan kita dapatkan, misalnya rasa tidak bersemangat, konsentrasi
yang menurun. Dikalangan mahasiswa sering mengalami stress yang mengakibatkan
sulit tidur atau yang biasa dikenal dengan insomnia. Insomnia itu sendiri
terjadi dikalangan mahasiswa dikarenakan banyaknya beban kewajiban yang harus
ditanggung oleh mahasiswa itu sendiri. Misalnya karena tugas-tugas yang dikejar
deadline dan laporan-laporan yang harus dikerjakan. Tentu saja hal ini dapat
mengakibatkan stress sehingga seseorang itu mengalami sulit tidur atau
insomnia.
Menurut sigmund (dalam Morin, 2003), insomnia
adalah suatu penyakit gangguan tidur yang mencakup setiap sistem, gangguan pada
setiap fungsi, dalam kegelapan, dalam kesunyian, dan kesendirian malam, semua
ini disebabkan oleh masalah kecemasan, timbul bersamaan dengan energi
yang berlebihan serta dihantui oleh perasaan tidak bersemangat. Insomnia dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain fisik dan psikis. Faktor fisik
misalnya terserang flu sehingga sulit untuk tidur, sedangkan faktor gangguan
psikis adalah stress, cemas, depresi ialah satu proses atau tahap perkembangan
manusia yang berkaitan dengan perubahan fisik dan psikis.
Pada segi mental atau kejiwaan, insomnia akan mempengaruhi
system syaraf, menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga
penderita akan menjadi lesu, lemah menghadapi rangsangan, dan sulit
berkonsentrasi. Adapun cara mengurangi
insomnia adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan
Sirkulasi Udara
Cara
mengatasi insomnia yang wajib dilakukan
adalah mengatur sirkulasi udara yang ada di dalam kamar. Udara yang terlalu
lembab atau penuh dengan polusi dapat membuat tidur menjadi kurang berkualitas.
2. Pemilihan Kasur yang
Nyaman
Salah
satu penyebab seseorang mengalami insomnia atau susah tidur adalah kondisi
kasur yang kurang nyaman. Misalnya, saat Anda baru membeli kasur baru, pastikan
tempat tidur tersebut mampu memberikan kenyamanan yang lebih.
Tidak
hanya dalam segi kenyamanan, sebaiknya kita selektif dalam memilih kasur yang
mampu membentuk sikap tubuh, tanpa menyebabkan gangguan pada tulang punggung.
3. Menjauhkan Gadget
Sebelum Tidur
Membawa
gadget sampai ke tempat tidur adalah kebiasaan buruk yang banyak dilakukan oleh
masyarakat pada era modern ini. Bermaksud untuk menggunakannya sebagai cara
mengatasi insomnia, memainkan gadget justru akan membuat tidak fokus untuk beristirahat.
Selain
itu, meletakkan gadget terlalu dekat dan lama dari anggota tubuh juga dapat
memberikan efek samping negatif, seperti gangguan pada otak dan organ
reproduksi, akibat radiasi yang dikeluarkan.
4. Meningkatkan
Aktivitas di Siang Hari
Agar
mudah terlelap saat istirahat malam, sebaiknya meningkatkan aktivitas pada
siang hari. Kondisi tubuh yang lelah akan membuat tubuh membutuhkan waktu untuk
beristirahat secara instant. Cara mengatasi insomnia kali ini sebaiknya
dilakukan dengan menjalankan berbagai aktivitas fisik.
5. Atur Jadwal
Istirahat yang Teratur
Untuk
menghindari terjadinya insomnia, sebaiknya Anda membiasakan diri untuk
beristirahat minimal 8 jam dalam sehari serta dengan waktu yang tetap dan
tepat. Waktu yang tepat untuk beristirahat adalah sekitar pukul 8 atau 9 malam.
Terbiasa
begadang dan menjalankan jadwal istirahat yang tidak teratur dapat membuat
merasa kesulitan untuk tidur saat malam hari. Selain itu, Anda juga harus
menghindari tidur siang agar durasi istirahat saat malam hari menjadi lebih
lama.
6. Mengatur Penerangan
dalam Kamar Tidur
Sebuah
penelitian kesehatan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 40% penduduk yang ada
di sana mengalami kesulitan tidur jika cahaya dalam kamar tidur terlalu terang.
Selain itu, 10% dari orang-orang yang tidur dengan lampu menyala juga dikatakan
lebih beresiko terkena penyakit tertentu.
Oleh
sebab itu, cara mengatasi insomnia yang juga bisa dilakukan adalah dengan
mengatur cahaya lampu yang redup di dalam kamar tidur. Hal ini tak lain adalah
bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur yang Anda jalani.
7. Tidak Makan Sebelum
Tidur
Jarak
makan dengan waktu tidur yang terlalu dekat juga dapat menjadi penyebab
terjadinya insomnia. Usahakan untuk makan dengan jarak minimal 1 jam sebelum
istirahat malam agar tidak memacu kinerja organ pencernaan.
Sistem
peredaran makanan dalam perut yang terlalu aktif itulah yang dapat membuat mengalami kesulitan saat tidur atau sering
terbangun di malam hari.
Sebagai mahasiswa sebaiknya ketika kita menghadapi sesuatu
yang bisa memacu terjadi stress kita harus bisa memberikan sugesti yang positif
bagi diri kita sendiri. Jangan mengangap tugas sebagai tekanan, karena
sejatinya kita sebagai mahasiswa memiliki hak dan kewajiban yang harus dijalani
dan dipenuhi. Tugas merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai
mahasiswa. Jadi jangan pernah menjadikan tugas sebagai sesuatu yang membuat
diri kita merasa stress. Jadi bagaimana cara kita menjadikan tugas tersebut
menjadi sesuatu yang menyenangkan karena sebenarnya dengan kita mengerjakan
tugas tersebut kita dapat sekaligus mengulang pelajaran yang telah kita
pelajari. Karena jika kita merasa stress berkepanjangan dikhawatirkan kita
tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada masa selanjutnya.